Prihatin Warga NU Abaikan Aswaja

11/17/2008

SUMENEP-Warga Nahdlatul Ulama (NU) mulai mengabaikan ajaran ahlussunnah wal jamaah. Indikasinya, nahdliyin terpengaruh pemikiran impor- radikal dan revolusioner. Akibatnya, warga NU nyaris keluar dari kaidah keagamaan saat memutuskan persoalan. Kondisi ini diungkap dalam dialog keaswajaan yang digagas Lakpesdam (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) PC NU Sumenep kemarin.

Narasumber Husnul Hamdi mengatakan, selama ini NU dikenal kalangan yang komitmen dalam menjagajarkan aswaja. Bahkan, kali pertama berdiri (1926) NU berdasar ajaran paham aswaja. Sehingga, jika warga NU sendiri meninggalkan paham tersebut, NU akan hancur.

Dijelaskan, aswaja mengandung ajaran yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Selain itu, aswaja bersumber pada Alquraan dan Hadist. "Jika aswaja dijalankan dengan benar, seseorang tidak bingung dalam hidupnya," ungkapanya.

Dia mengakui ada kalangan nahdhiyyin yang menyimpang dari ajaran aswaja. Dia menyontohkan, ada kelompok nahdhiyyin yang fulgar menafsirkan teks. Misalnya, tafsir dibuat kaku tanpa memertimbangkan mafasadat (negatif) dan maslahatnya (positif). Akibatnya, nahdliyyin yang abai pada aswaja itu berada di garis keras atau kelompok revolusioner. "Padahal, aswaja itu menjunjung tinggi toleransi," paparnya dalam dialog yang dipandu Fathhul Kholik ini.

Narasumber lainnya, Imam Aziz, meminta warga nahdliyin tak terpengaruh paham-paham baru. Misalnya, sekularisme dan liberalisme. Isme-isme tersebut, menurut, mengabaikan toleransi yang terkandung dalam aswaja.

Selain itu, mantan direktur LKIS (Lembaga Kajian Islam Sosial) Jogjakarta ini mengingatkan warga nahdliyin tidak cenderung menyalahkan kelompok lain yang berbeda konsep. "Jangan salah, NU itu lebih toleran dan terbiasa menghadapi perbedaan," tandasnya. (tur/abe)

dikutip dari radar madura

Tulisan Terkait Lainnya



0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Sumenep Blog| by Susi Support