Turut berduka atas meninggalnya KH Ishomuddin

8/27/2009

SUMENEP- Innalillahi wa innailaihi raji'un, Turut berduka atas meninggalnya KH Ishomuddin. Masyarakat Sumenep, khususnya Pondok Pesantrean Annuqoyah Guluk-Guluk, berkabung. Pengasuh Ponpes Annuqoyah KH Moh. Ishomuddin A. S. Senin (24/8) meninggal dunia. Almarhum meninggal pada usia 76 tahun karena penyakit yang dideritanya.

Pemakaman dilakukan kemarin. Ribuan pelayat mengantar kiai karismatik itu ke peristirahatannya yang terakhir.

Santri, alumni, warga, tokoh, kiai, pejabat, anggota dewan, dan tokoh dari berbagai daerah datang bertaksiyah ke rumah duka. Saking banyaknya pelayat, seluruh akses menuju pemakaman dipadati oleh pelayat.

Menurut Riyadi, santri sekaligus staf Ponpes Annuqoyah Guluk-Guluk, almarhum menghembuskan nafas terakhirnya Senin malam, pukul 21.15 di RSU dr Soetomo Surabaya. Sebelumnya almarhum sempat dirawat di RSU tersebut selama tiga.

"Sebenarnya sudah hampir satu bulan kiai menderita (komplikasi) liver, hernia, dan lainnya. Namun, beliau dibawa ke Surabaya (RSU dr Soetomo) tiga hari sebelum meninggal," katanya melalui saluran telepon.

Jasad almarhum tiba di rumah duka pada dini hari kemarin, pukul 01.30. Kemudian, jenazah dikebumikan pada pagi harinya pukul 09.00. Saat itulah ribuan pelayat berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang guru spiritual tersebut.

Pelayat masih terus berdatangan hingga siang hari. Di antara pelayat yang datang saat itu adalah rombongan anggota DPRD Sumenep yang baru beberapa hari dilantik. Miftahurrahman, salah satu anggota DPRD, mengatakan, sosok almarhum bagi dirinya tidak ada duanya.

"Beliau adalah sosok yang karismatik. Siapa pun yang mengenal beliau pasti jiwanya akan terpanggil dengan sendirinya untuk datang dan memberikan penghormatan terakhir. Kami (anggota DPRD, Red) datang semata-mata karena panggilan jiwa," katanya saat ditemui di pemakaman di sekitar pondok.

Almarhum meninggalkan lima orang anak. Tiga diantaranya putra (Abbadi, Halimi, dan Syauqi) dan dua putri (Hilyah dan Husniyah). Sementara istri almarhum Nyi Nadziroh telah meninggal lebih dahulu.

Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai kiai pengasuh Ponpes Annuqoyyah daerah Lubangsa Selatan. Selama mengasuh santri-santrinya, almarhum juga menjabat sebagai ketua syuriah PC NU Sumenep. (c14/mat)

Diambil dari tulisan radar madura (jawapos.co.id)

Tulisan Terkait Lainnya



0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Sumenep Blog| by Susi Support