SUMENEP - Kecelakaan laut kembali terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep. Sebuah perahu layar motor (PLM) yang mengangkut beras untuk keluarga miskin (raskin) Sabtu (3/10), pukul 17.00, karam di perairan antara Pulau Sepudi dan Raas.
PLM dengan nama lambung Pulau Cukir itu mengangkut jatah raskin untuk Pulau Kangean. Jumlah raskin yang dimuat banyak, sekitar 84 ton jatah Kecamatan Arjasa dan Kangayan.
Peristiwa karamnya PLM Pulau Cukir ini diketahui sejak pukul 19.00 atau empat jam setelah kejadian. Informasi tersebut cepat menyebar ke daratan tak lama setelah ABK (anak buah kapal) berhasil diselamatkan perahu nelayan yang sedang melintas.
Seorang petugas di Gudang Bulog Sumenep menjelaskan, PLM Pulau Cukir berangkat dari Pelabuhan Kalianget sekitar pukul 07.00. Tujuannya Pelabuhan Batuguluk di Kecamatan Arjasa. Awal perjalanan, tidak ada masalah dengan PLM Pulau Cukir.
Masalah mulai muncul ketika memasuki perairan antara Sepudi dan Raas. Ketika itu angin berembus kencang. Sehingga, arus cukup deras dan ombak laut cukup besar. Derasnya arus dan ombak mengakibatkan PLM Pulau Cukir terombang - ambingnya. Sang Nakhkoda Abd. Rahem asal Desa Kalisangka, Kec Arjasa, diduga kesulitan mengendalikan perahunya.
Karena semakin kuatnya tekanan ombak dan perahu semakin oleng, akhirnya perahu semakin tak bisa dikendalikan dan tenggelam. Sebelum tenggelam, perahu dihantam ombak.
Setelah tenggelam, nakhkoda PLM Pulai Cukir dan ABK yang informasinya terdiri dari tiga orang mencoba menyelamatkan diri dengan berenang sejauh beberapa meter. Tak lama kemudian, mereka berhasil diselamatkan nelayan yang melintas.
"PLM Pulau Cukir ini milik H Hosni, asal Desa Arjasa, Kec Arjasa," ujar seorang petugas di Gudang Bulog Kalianget.
Sementara anggota DPRD Sumenep asal Pulau Kangean, Badrul Aini, yang juga menerima informasi karamnya perahu pengangkut raskin itu mengaku prihatin. Sebab, perahu tersebut mengangkut hak dari ribuan warga di Pulau Kangean.
"Seharusnya, harus diperhatikan kondisi perahu. Mengapa gudang bulog tidak menggunakan kapal yang besar dengan muatan puluhan ton itu," katanya.
Badrul mengaku menerima informasi kali pertama sekitar pukul 18.30. Salah seorang konstituennya di Pulau Kangean memberitahukan peristiwa karamnya PLM Pulau Cukir tersebut.
"Saat ini yang kami perhatikan nasib masyarakat penerima raskin itu. Sebab, sudah barang tentu mereka sangat membutuhkannya," terang Badrul.
Sayangnya, Korlap Raskin Sumenep Ainol Fatah belum bisa dikonfirmasi. Meski terdengar nada sambung pada telepon selulernya kemarin sore, namun tidak diangkat.
Sementara Kepala Perum Bulog Sub Divre XII Bulog Madura Miftahul Adha membenarkan peristiwa karamnya PLM Pulau Cukir. Miftah juga membenarkan jika perahu tersebut mengangkut raskin untuk tujuan Pulau Kangean.
"Berdasarkan laporan sementara, raskin yang diangkut sekitar 84 ton. Namun, pastinya masih akan dicek lagi," katanya melalui saluran telepon kemarin sore.
Ditanya soal nasib warga penerima raskin yang seharusnya menerima, Miftah belum bisa memberikan penjelasan. "Untuk masalah penggantian dan sebagainya, masih akan dibicarakan lebih lanjut. Besok (hari ini,Red.) akan dibahas," terangnya.
Sementara informasi yang diterima koran ini, jatah raskin tersebut sudah resmi ditebus oleh sejumlah kepala desa. Sehingga, ada kemungkinan tanggung jawab bulog ringan. Namun, ada juga yang menyebutkan jika hal itu tetap tanggung jawab bulog. Sebab, distribusi raskin sampai pelabuhan di daerah tujuan menjadi tanggung jawab bulog. (zid/mat)
Perahu Angkut Raskin Karam
10/05/2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar