Warga Diwajibkan Berbahasa Madura

11/04/2009

PAMEKASAN - Untuk menunjukkan ciri khas Madura, pemkab mewajibkan warganya untuk berbahasa Madura. Setidak-tidaknya, warga berkomunikasi dengan bahasa ibunya sekali dalam seminggu. Itu agar bahasa Madura tidak hilang dari tanahnya sendiri.

Bupati Kholilurrahman merencanakan sehari wajib berbahasa Madura di lingkungan pemkab. Ini merupakan langkah untuk memupuk rasa cinta tanah air baik terhadap bahasa dan budaya lokal. Sehingga, dia yakin di mana pun warga berada, bahasa Madura tetap lestari. "Soalnya banyak remaja yang tidak lagi bisa berbahasa Madura," katanya.

Dia mengaku pencanangan sehari berbahasa Madura disampaikan dalam waktu yang pas. Pasalnya, pencanangan tersebut bertepatan dengan peringatan hari jadi ke 479 Kota Pamekasan. Selain itu, Kholil juga minta para pimpinan satker agar mensosialisasikan program sehari seminggu berbahasa Madura kepada jajarannya. "Jangan sampai bahasa Madura ini hilang justru karena generasinya enggan memakainya," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Yayasan Pakem Maddu H M. Kutwa Fath memberikan dukungan atas program sehari seminggu wajib berbahasa Madura. Sebagai orang tua, Kutwa khawatir hasil riset peneliti Perancis terbukti. Berdasar riset, pada tahun 2024 bahasa Madura hilang. Penyebab utamanya, para generasi muda sudah enggan melestarikannya.

Sepintas, Kutwa menyadari hanya sebagian generasi muda yang bisa berbahasa Madura kromo. Lainnya, kaum muda hanya mengerti bahasa Madura pasaran. Secara tidak langsung, dia yakin suatu ketika bahasa Madura benar-benar lenyap. Sebab, generasi muda sudah emoh berbahasa Madura. Salah satu cara untuk melestarikan bahasa Madura, pemkab dan rumah tangga memberlakukan program wajib berbahasa Madura. "Gejala hilangnya bahasa Madura kan sudah terbaca samar-samar," katanya. (nam/abe/rd)
http://jawapos.co.id/

Tulisan Terkait Lainnya



1 komentar:

putra giligenting mengatakan...

salah satu faktor juga karena sebagian besar masyarakat madura adalah perantau,jadi kadang yang terjadi adalah budaya gengsi karena merasa sudah jadi orang kota maka lupa akan bahasa tanah kelahirannya.

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Sumenep Blog| by Susi Support