Geliat Pariwisata Sumenep Pasca Jembatan Suramadu

12/03/2009

Geliat Pariwisata Sumenep Pasca Jembatan Suramadu. Saatnya Membuka Isolasi Pariwisata Alami

Sumenep bisa dikatakan mendapat berkah tersendiri dari alam. Maklum, kabupaten paling timur di Madura ini memiliki segudang kekayaan alam untuk objek wisata. Baik yang ada di daratan maupun kepulauan. Bagaimana pemkab melihat potensi itu?

KABUPATEN Sumenep memiliki luas wilayah sekitar 2.000 kilometer persegi yang terbagi dua bagian. Bagian daratan seluas 1.147 kilometer persegi (17 kecamatan) dan kepulauan seluas 853 kilometer persegi (9 kecamatan).

Jumlah pulau yang dimiliki sebanyak 126 pulau dan luas perairan sekitar 50.000 kilometer persegi. Khusus yang disebut terakhir, secara perlahan menjadi primadona wisata. Maklum, pulau-pulau yang ada sungguh kaya potensi. Mulai dari Pulau Kangean, Sapudi, Raas, Poteran, Gili Genteng, Giliyang, dan Pulau Giliraja.

Tentu saja, semua pulau itu menawarkan aneka keindahan alam. Di Pulau Kangean misalnya, yang terkenal dengan ayam bekisar dan ukiran kayu jati. Ada juga potensi wisata laut di Taman Laut, Pulau Mamburit. Di mana, pelancong bisa menikmati taman laut yang beragam dan masih asli.

Di gugusan Pulau Sapeken, misalnya. Juga tak kurang aneka potensi alam. Mulai dari pesona Pulau Sitabok yang kini mulai dibangun untuk kawasan wisata, aneka jenis terumbu karang dan aneka ikan laut terdapat di sana.

Anggota DPRD Sumenep asal Pulau Kangean M. Husin mengakui banyaknya potensi di kepulauan. Hanya, dirinya menyayangkan peran pemkab dalam membangun sektor pariwisata di kepulauan masih lemah.

Hal itu, sambung Husin, ditandai dengan lemahnya pembangunan yang bervisi dan berorientasi pengembangan wisata di kepulauan. "Padahal, jika potensi yang ada itu dimaksimalkan, sudah barang tentu akan menjadi komoditi tersendiri yang bisa mendongkrak pariwisata kepulauan," paparnya.

Atas dasar itulah, Husin mengharapkan betul agar pemkab menyiapkan desain utuh untuk pengembangan kepulauan. Mulai dari penyiapan sarana dan prasarana, perbaikan infrastruktur dan sebagainya.

"Katakanlah pelabuhan, saatnya ada pelabuhan berstandar nasional atau internasional di beberapa pulau. Sehingga, membuka ruang isolasi yang ada selama ini dengan pihak luar," tandasnya.

Setali tiga uang, pemkab rupanya sudah menyadari pentingnya pembangunan di kepulauan. Bahkan, untuk mewujudkan komitmen itu, pemkab membentuk bidang khusus untuk percepatan pembangunan kepulauan di bawah bappeda.

Selain itu, pemkab melalui dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga (disbudparpora) juga telah menyiapkan aneka program wisata di kepulauan. "Untuk kepulauan juga sudah ada program agar ke depan lebih diberdayakan. Nah, ini tak lepas dari kerjasama dengan lintas satker nantinya," terang Kadisbudparpora M. Nasir kemarin.

Ke depan, sambung mantan Kabag humas ini, potensi wisata di kepulauan akan lebih diberdayakan. Sehingga, tidak terkesan hanya puas pada pengelolaan pariwisata yang telah ada di daratan.

Seperti diketahui, sejauh ini, ada kesan hanya potensi wisata di daratan yang tergarap. Sedangkan potensi di kepulauan belum maksimal. Terkait hal ini, sepertinya ada benarnya. Sebab, potensi pariwisata di daratan memang bisa dibilang sudah cukup bagus.

Di daratan, ada beberapa jenis wisata. Disbudparpora membagi jenis wisata ini dalam beberapa bagian. Ada wisata favorit, ini terdiri dari Pantai Lombang, Pantai Slopeng, kerapan sapi, museum dan kraton.

Selain itu, masih ada jenis wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus dan sebagainya. Untuk wisata alam, ada pantai, gua dan sebagainya. Sedangkan wisata budaya ada tempat-tempat peninggalan kuno, Asta Tinggi, Asta Yusuf dan sebagainya. (akhmadi yasid/rd) jawapos 03/11/09

Tulisan Terkait Lainnya



0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Sumenep Blog| by Susi Support